Akulah Si Sophis!

Minggu, 27 Juni 2010

Modal Nekat Ke Pulau Dewata (2)



Hari itu, tersenyum-senyum, sambi membayangkan hamparan pantai yang lebih dari indah! Lagi-lagi, bayangan indah itu harus terganggu. Kali ini, babe saya yang membuat pikiran ini tidak konsen, kacau malah!

Si babe jam 5 pagi telpon, sebelum saya berangkat. "Pesawat jam berapa? Banyak-banyak baca doa yah, bapak mimpi kamu digigit buaya!," kata babe penuh rasa cemas. Waduuh!!! "Akankah saya mati di Bali?" Pertanyaan itu yang pertama muncul setelah menutup telepon. Husssh, langsung saya buang jauh-jauh pikiran busuk itu. Semoga itu hanyalah mimpi, sebatas bunga tidur. Mungkin babe saya kala itu lupa baca doa, jampe-jampenya kurang pol dan enggak kayak biasanya, :p.

Kegelisahan pun mulai menghampiri. Kita bertiga janjian di Damri Blok M jam 11. Jarum jam sudah memperlihatkann tepat pukul 12 siang teng! Si gadis labil, Bunga, belum tampak juga! Ngek ngok...

Ggggr, deg-degan. Pesawat jam 14.10 harus cek in minimal jam 12.50, kalau enggak, kita harus beli tiket baru. No, no, no, jangan sampe kejadian. Solusinya? Tinggalkan si Bunga alias ngebiarin dia nyusul dan saya sama Anda berangkat duluan ngejar check-in. Mimipi babe saya sedikit teringat lagi. Huuhuhu, apakah ini pertanda sesuatu?

Nah, ada lagi nih, yang bikin jantung kebat-kebit. Check-in di Air Asia harus pake KTP! Padahal tiket itu namanya bukan atas nama kita. Sebenarnya saya, sih, biasa aja, asal belaga santai dan cool, toh, kita juga megang KTP asli yang namanya tertera di tiket. Temen saya ini,loh, yang grogi abis, si Suranda. Pucet maksimal. (Hihihi, usut punya usut ternyata dia baru pertama kali naik pesawat makanya grogi).

Sambil bergaya sok cool, saya langsung check-in! Tidak lupa saya bilang, mba temen saya masih di jalan, yah. Tiba-tiba si mbak petugas nanya, " Temen kamu yang namanya siapa?" Toeng!!! Saya mikirnya agak lama. Hehehe sambil ingat-ingat nama yang tertera di KTP! Hufft untung saja berhasil, saya sebut nama Fransisca Maya (KTP yang dipegang Bunga) hahaha. Alhamdulillah lolos, yipiiiiieee!!!

Asal tahu aja, nih, yang namanya Fransisca di KTP itu bermata sipit sedangkan Bunga matanya Bali banget, gede ajah! Kulit Bunga juga coklat hitam, nah, si pemilik KTP itu putih banget. Tapi lolos-lolos aja, alhamdulillah. Kalo diinget lucu juga!

Tapi, masih deg-degan nih, nunggu si Bunga. Dan, weiits jam 1 lewat sekian datanglah dia. Lengkaplah kita bertiga mengawal perjalanan fantastis dan sadistis ini walaupun sebenernya saya masih terngiang-ngiang mimpi babe.

Perjalanan pun dimulai, mulut saya komat-kamit baca doa. Semoga selamat sampai tujuan (hehehe doa yang standar) sementara itu si Anda kalo enggak punya malu, dia teriak saking takutnya. Huufh, untunglah saya dan Bunga tidak jadi dibuat malu dengan pengalaman pertamanya naik pesawat.

Dan akhirnya, sampai juga di Bali. Asyiiiiik!!! Bunga dijemput sang kakak, saya dan Anda enggak mau menyia-nyiakan waktu sedikit pun. Kami berpisah dan pergi ke Discovery Mall. Tujuannya, mau lihat sunset,sayang, keburu gelap. Dan tampaknya, Anda kecewa dengan pantai Kuta. Katanya, kok jelek, yah? Bagusan pantai Anyer. Yah, begitulah Kuta. Terlalu biasa dan mungkin terlalu populer sampai keindahannya itu hanya sebuah cerita (buat saya sih begitu!)

Nah, lebih asyik, nih foto-foto di sekitar Discovery Mall. Menjelang malam, pemandangannya cantik. Permainan lampu-lampu sorot itu mengalahkan keindahan pantai Kuta. Memang pas rasanya, bersantap malam sambil menikmati view di malam hari ditemani suara ombak. Hehehe, tapi kami milih makan di Solaria di lantai 2. (Gubrak, jauh-jauh ke Bali makan di Solaria :p)

Solaria yang ini beda, lho! Dari sini saya bisa lihat pemandangan di luar. Cantik dan apik! Langsung saja, saya pesen makanan yang berbau seafood. Hmm, cuminya benar-benar lembut. Sekali gigit, langsung bersahabat dengan gigi. Ditambah lagi bumbunya renyah dan gurih, sama sekali enggak menyisakan bau amis. Mantab, deh!

Setelah kenyang, kami lanjutkan pengembaraan ini untuk keliling Kuta dengan berjalan kaki. Kami hanya berjalan sesuai kata hati. Dan tiba-tiba saja kami sudah muncul di Hard Rock Hotel Bali. Lumayan, deh pegel! Makanya istirahat dulu sejenak.

Nah, dari sini kami mulai bingung. Kemana yah? Patokan yang dikasih tahu Bunga adalah Ground Zero. Yah, sudah, jalan saja mengikuti arah sambil tanya sana-sini. Eh, kami lihat di sepanjang itu ada gang kecil, Gang Poppies. Beloklah ke arah sana. Wah, rupanya gang ini penuh dengan orang jualan pernak-pernik Bali. Dari topi, baju, sampe asesoris, lengkap! Tapi, sedikit ganjen, nih, orang-orangnya! Ada yang nawarin saya digendong malah! "Hei, adek kecil, capek, yah? Sini abang gendong," kata si penjual ke saya (mentang-mentang saya kayak anak sekolahan). Bodo aah!

Lanjutkan perjalanan. Nah, semakin ramai saja, ini gang! Wuiiih, padat merayap, kanan kiri penuh toko bahkan rental mobil! Tentu saja bule-bule yang mondar-mandir, naik mobil, motor, adapula yang telanjang dada bawa alat surfing! Wah, suasana ini terlalu padat dan sumpek buat kami. Di Jakarta banyak yang model begini!

Ujung jalan ini tak kunjung terlihat sampai kami mulai putus asa. Ada di mana kami? Sambil terus berjalan, mencoba berharap ada ujung atau jalan raya karena kami memutuskan untuk pulang saja ke rumah Bunga di Denpasar. Nah, tiba-tiba kami sampai ke jalan raya dan melihat Ground Zero! Wah, luar biasa! Sejenak berfoto-foto dan memperhatikan beberapa orang lokal yang mmulai sok kenal sok dekat dengan bule-bule. Aaarghh, sungguh aneh percakapannya, "Hei mister, nice body, yah!". Duh, ileh si mas alay ini! Tapi, hiburan juga sih. Hahaha.

Hari pertama pun selesai, kami pulang naek taksi Blue Bird (satu-satunya taksi yang berani kami tumpangi di Bali)! Begitu sampai, langsung basa-basi dikit sama keluarganya Bunga. Hahaha, kocak juga keluarganya! Apalagi kakaknya, ternyata tahu daerah Ciledug, tempat saya tinggal. Malahan dia kenalan sama cewe yang sekolah di SMU Budi Mulia, oh, oh, mungkinkah ini tanda-tanda labil juga? Hehehe.

Tidak banyak lagi yang kami lakukan selain bergegas tidur karena hari kedua, perjalanan dimulai jam 3 pagi! Huaaa, dahsyat! Mau kemana, yah?

Rabu, 16 Juni 2010

Modal Nekat Sampai di Pulau Dewata


"Pikirkan apa yang kamu mau, alam semesta akan menarik pilihanmu dan menjadi nyata, seperti hukum tarik-menarik!" Nah, kata-kata inilah yang pernah saya baca dan akhirnya benar-benar terbukti. Saya alami sendiri!!! Berlibur di pulau Dewata.

Bukan sulap dan bukan sihir, hehehe, saya sampai tidak percaya! Melancong ke Bali dengan uang hasil keringat sendiri, memang sudah saya rencanakan sejak akhir tahun 2009. Mimpi itu terus saya pelihara hingga akhirnya Tuhan memeluknya menjadi sebuah kejutan yang indah. 31 Mei 2010 hingga 3 Juni 2010, saya, Anda, dan Bunga pergi meninggalkan Jakarta.

Memang benar, semakin besar mimpi kita, semakin besar pula tantangannya! Karena itu juga saya beri judul "Modal Nekat Sampai di Pulau Dewata". Ajakan yang menggoda itu datang dari Anda. Malam-malam, ia memohon dengan penuh harap supaya saya ikut menggantikan Iboy. Duh! Entah kenapa, saya mengiyakan! Kerja belum genap setahun, jatah cuti pun belum ada, bagaimana mungkin? Ah, tapi saya nekat! Rasanya seperti ada bisikan setan yang menyerupai malaikat untuk tetap mencoba!!!

Keesokannya, saya sudah mempersiapkan sejuta alasan supaya diijinkan, hehehe. Ada yang bilang, "Udah ijin ajah, ada sodara yang kawinan di Bali!". Nah masalahnya, saya enggak punya bakat keturunan Bali, keturunan Jawa tulen!!! Mana percaya, yah? Hahahaha.

Belum sempat, saya mengeluarkan kata-kata, undangan mampir ke meja kerja. Oh, NO!!! Training tanggal 2-3 Juni 2010!!! Lemas, lunglai, hancur!Langsung saya beritahukan ke Anda. Sepertinya, saya seperti memberikan tamparan buatnya! Hahahaha...Selesai sudah...mimpi itu.

Akhirnya, saya curhat sama 'editor'. Saya dapet tiket murah Air Asia, 300 ribu PP buat ke Bali. Sambil tak berharap apa-apa lagi. Jegeeeer!!! Saya seperti disambar petir! Tiba-tiba dia bersedia menggantikan saya training dan membiarkan saya bercengkrama dengan mimpi indah itu lagi. Tanpa ragu lagi, saya telepon tuh, teman saya yang baru saja saya 'tampar', hehehe. Bukan main, dia sungguh lebay, pakai acara nangis lagi di metro mini! Buseeet dah, malu Nda! Katanya, "Ah, biarin yang penting jadi ke Bali!"

Aaaah perjalanan panjang meraih Bali! Sampai akhirnya, kabar yang kurang menyenangkan datang lagi. Dabu enggak bisa ikut join! Huaa, Anda sangat amat kecewa tapi saya tetap enggak mau berhenti...Bali harus dituntaskan!!!!

Singkat cerita, Allah mengirimkan pengganti Dabu yang memang masih labil, Bunga. Hahaha, tapi berkat dia juga kita selamat di Bali. Hihihi, bisa numpang ngerepotin di rumahnya! Makasih ya, gadis labil yang suka lagu asal kampungnya, Nehi...Nehi...

Dan siang itu, hari Senin saya mulai lembaran menuju Bali!!! Berjalan muluskah? Ikuti kisah selanjutnya!!!! Hahahaha, berasa bikin film inih...