Welcome to Jarjit!!!

Eheeem...uhuk...uhuk

Duh, saya pusing! Saya kualat! Eymmm, bagaimana, yah, saya harus memulainya? Okey, jadi begini saudara-saudara. Memang benar sepertinya pepatah yang mangatakan semakin sering kita mengejek orang itu, semakin dekat pula kita dengan orang itu.

Yah, semenjak dari Bali dan cerita dari bos teman saya, Meida, istilah Jarjit semakin marak di kalangan kami. Apalagi kalau bukan membicarakan orang India. Hehehe, istilah ini saya ambil dari tokoh kartun yang ada di film Upin & Ipin, yaitu Jarjit. Sejak itu, kata-kata Jarjit selalu kami gunakan.

Mmm, pandangan saya tentang orang India memang lebih banyak sisi minus. Pandangan itu kian bertambah kuat setelah mendengar cerita dari Meida. Aduh, kebayang enggak, sih, kalau Jarjit itu pelitnya tingkat dewa. Masa, untuk anaknya yang masih orok enggak mau beliin ember khusus untuk mandi. Malah, anak itu dimandikan di bak cuci piring. Yassalam...

Yah, pokoknya, intinya, Jarjit yang saya tahu begitu.

Enggak lama, saya dapat berita mengejutkan!!!



Senang tapi khawatir! Ya ampun, keturunan Jarjit akan menjadi keluarga saya!

Sebenernya, dia bukan Jarjit asli, sih, keturunan Pakistan. Tapi, tetap saja, mukanya, tuh, Jarjit banget!!!! Alamak Pakistan di bayangan saya itu, lebih ke arab, berkulit, yah, tidak terlalu hitam, berparas bak pria-pria Arab nan seksi. Waduh, saya salah.

Yah, benar kulitnya gelap. Mmm, jauh dari paras eksotik. Dalam hati saya bilang, "Alamak, Jarjit!"

Tapi, siapa sih dia sebenarnya? Hahaha, dia adalah calon suami tante saya dan sekarang, mulai Jumat, 3 Juni 2011 sudah resmi menjadi suaminya. O, my God, acha, acha welcoming Jarjit!!!!