Akulah Si Sophis!

Rabu, 22 Februari 2012

Diskon Tak Selalu Menawan

Taruhan...siapa yang enggak suka diskon?!!! Semua orang pasti langsung bersemangat mendengar kata diskon! Bisa jadi barang yang enggak penting pun dibeli cuma gara-gara diskon. Padahal habis itu, belum tentu, lho barangnya dipakai. Hehehe, saya pernah ngalamin sendiri.

Mata saya berbinar-binar kalau dengar kata diskon. Mau enggak mau jadi beli, enggak tahu kenapa seperti ada yang menggerakkan otak dan tangan untuk segera mengambil barang yang didiskon. Seperti ada magnet yang kuat banget.

Kalau belanja di mal atau pusat-pusat perbelanjaan, diskon itu sudah harga mati dan enggak bisa dikutak-kutik. Yah, kalau ibaratnya beli 1 dapat 2 enggak mungkin nawar jadi dapet 3 apalagi 10! Silahkan aja, sih kalau mau nawar, tapi abis itu hidup anda selesai di meja hijau wekekekeke.

Nah, sodara-sodara, paling enak, nih, kalau belanja di pasar atau sama teman sendiri! Yang barang enggak di diskon pun pasti maksa minta diskon. Enggak rela banget kayaknya kalau enggak diskon.

Padahal kalau udah mati-matian nawar, ujung-ujungnya cuma berkurang 5 ribu. Hiyaaaaaa, tapi itulah seninya berbelanja. Bikin hati lega kalau bisa dapat diskon meski seupil. Lumayan, buat bikin nyengir gigi dan hati. Hahhahaaha...
 ***
Diskon tadi dilihat dari kacamata pembeli, bagaimana, tuh, kalau pedagang? Nih, baru maknyus!!! Setelah mengalami jadi pedagang, saya heran dan termangap-mangap seperti ikan mas koki melihat perilaku pembeli dengan berbagai karakter. Setelah pesan apa yang mereka mau dengan berbagai permintaan, tahap selanjutnya adalah minta DISKON sambil jontok-jontokkan!

Awalnya, sih, saya enggak keberatan, tapi lama-lama saya jadi kepikiran kalau semua pembeli saya kasih diskon, apa kabar, nih, pedagang? Hohoho, tentu saja harus punya POWER 1000x LEBIH KUAT! Itulah seni tawar menawar, dunia terasa alot banget, dah.

Kalau sampai si pedagang lengah bisa-bisa terbawa arus pembeli yang tak kalah maksanya habislah sudah tinggal berujung pada ketidakadilan harga :p :p.

Sesungguhnya, batasan harga antara pembeli orang dan teman itu memang ada tetapi kadang-kadang yang memusingkan itu justru saat deal dengan teman sendiri. Karena merasa ada hubungan dekat, maka harga termurah mungkin bisa didapat. Eng...ing...eng

Bisa dimengerti, sih, tapi enggak mungkin juga harga langsung berkurang drastis. Tega enggak tega, batasan limit yang tak bisa ditembus itu harus tetap ada!!! Hehehehe, dan cara inilah yang mau tak mau saya terapkan.

Yang paling asyik, kalau customer itu adalah pedagang juga. Hehehehe, mereka sangat pengertian sekali, tanpa menawar langsung ambil barang. Justru karena sama-sama pedagang, mereka tahu bagaimana rasanya berjualan. Ah, di sinilah letak keindahannya.

Huaaa, rasanya campur aduk!!! Tapi itulah tantangannya dan pada akhirnya tetaplah saya sampaikan pesan, pedagan tetap butuh keuntungan untuk balik modal ini dan itu. Jadi, diskon memang tak selalu mudah diberikan hehehehe. Salam dagang!!!





Tidak ada komentar:

Posting Komentar