Kamu...
Kamu yang sudah memberikan aku pensil
Pensil untuk menggoreskan berbagai cerita
Aku menghiasnya di atas kertas
Penuh puitis dan nyata
Saat kamu ingin menghapusnya...
Aku terus menggoreskan pensil itu
Semakin kuat kamu menghapus
Semakin kuat aku membuatnya nyata
Tapi, kamu lupa...
Pensilku pasti lebih cepat habis
Habis sebelum penghapus kamu tak tersisa
Sejenak, aku diam. Kamu juga diam.
Aha, tunggu dulu!
Masih ada pensil yang bisa aku cari
Ya, betul masih banyak!
Pensil itu akan kucari lalu kupertemukan dengan kertas yang pernah kamu berikan
Ah, senangnya bisa mengisi kembali setiap cerita manis yang ingin kutulis
Mmm, tunggu...tunggu!
Aku yang selalu lupa!!!
Aku terlalu asyik dengan pensil dan kertas itu, tak peduli dengan reaksi kamu
Aku hanya tahu, aku selalu punya semangat untuk terus menggoreskan pensilku
Tiba-tiba saja, aku ingat sesuatu!
Kuat sekali mengingatnya...
Aku tahu kamu selalu senang menghapus
Kamu akan terus menghapus goresanku dengan penuh daya
Aku takut cerita yang kugambarkan nanti selalu terhapus, tak tersisa
Kamu punya banyak pensil dan kertas
Tapi aku cuma punya satu
Satu pensil, satu kertas. Ah, curang!
Kalau begitu, lebih baik kucari pensil dan kertas lagi karena aku tak mau pensilku bertemu dengan penghapusmu lagi
Atau, aku punya pilihan lainnya
Bagaimana kalau sekarang kita bertukar?
Kamu punya pensil dan kertas, lalu aku yang memiliki penghapusnya.
Kutunggu cerita darimu!
Manakala aku ingin,
Aku akan menghapusnya
Bisa jadi aku minta cerita yang lain,
Atau aku tak mau lagi bertemu pensilmu!
Mudah! Ya, ya, semudah itu, kan?
---------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar