Undang-undang H-1 Lebaran
Sehari sebelum lebaran, saya pasti sudah sibuk grasak-grusuk dari pagi sampe tengah malam. Kesibukan ini sudah jadi tradisi yang jadi undang-undang wajib H-1 dan dibuat oleh nyokap!
Enggak bisa dilanggar, kalau dilanggar bakalan jadi anak yang terasingkan. Hehehe...
Satu masakan yang bantuin sekampung! |
Nah, tepat H-1. Ketupat mulai saya kerjakan. Beuuh, lumayan encok pegel linu, ini bokong! Dibantu dengan sepupu dan adik saya, ketupat pun matang semua pukul 3 sore. Yeaaay! Tapi, tugas kami belum selesai. Hahaha, opor ayam dan sayur belum dimasak.
Beuh, ngebut-sengebutnya, saya udah kepengen tidur! Segala macam kekuatan saya kerahkan hingga akhirnya jam 10 malam masakan kelar!!! Legaaaa...
The Day
Yak, inilaah saatnya merayakan hari Kemenangan! Salat Ied bareng sejuta umat.
Keluarga inti minus my brother plus my cousin |
Beberapa orang di sana tampak asing buat saya. Sedikit sekali muka yang saya kenali. Hmm, mungkin karena kita sudah berumur jadi tak terlihat lagi yang muda-muda yang tersisa hanya orang tua.
Photo Session
Wehehehe, pulang shalat kami sekeluarga enggak langsung sungkeman. Foto-foto dulu!!! Edisi narsis pun dikerahkan terutama versi nyokap! Untung kamera bisa otomatis jadi kami semua bisa masuk dalam frame. Aheeeey.
My Mom and Dad |
Mulai dari bagian satu keluarga lengkap, eh, kecuali minus kakak saya, sih, yang lagi mengejar elmu sakti di negara sebrang dan ada plus sepupu saya yang ditinggal mudik sama keluarganya. Hahaha, anak ilang.
Selanjutnya, bagian pose kedua ornag tua! Huahahah, bapak saya ini kaku banget kalo disuruh foto mesra. Entah itu yang kepalanya salah miring dan bikin enggak singkron. Atau senyuman yang kaku kayak besi sampai peci yang gak rapih bak unyil.
Bah, ini foto sebelum babeh mengucurkan air mata. Ahahaha... |
Bagian 3T (terharu, terhasut, terpidana)
Ini dia puncak dari segala Idul Fitri buat keluarga kami. Setelah puas berfoto-foto kami duduk melingkar di ruang keluarga. Saya deg-degan karena tradisi ini bikin saya mengucurkan air mata. Biasa, babeh suka terbawa emosi minta maaf sampai-sampai nangis dan akhrinya pidatonya gak kelar-kelar.
Versi kami as child |
Yang membuat miris, bapak saya terhenti saat ingin mengucap, semoga anak-anak bapak segera dipertemukan dengan jodohnya yang terbaik dari Allah SWT. Waduh, air mata makin deres sementara saya enggak berani menatap terus menunduk.
Intinya, tokoh utama di situ adalah saya dan kakak saya!!! Sayang aja, nih, kakak saya lagi enggak ada di tempat jadinya saya, deh satu-satunya terpidana yang hadir. Huaaaaaa...begitupun dengan ibu saya.
Sesaaat sebelum sungkeman... |
Dia memeluk saya lebih lama dari yang lainnya sambil minta maaf ples mengucapkan kata-kata sakti nya. Aaah, saya benar-benar sedih....
Mungkin mereka sedih melihat anak-anaknya yang belum berjodoh dengan siapapun di usia yang tak lagi ranum #eeh, hihihi.
Ah, mudah-mudahan saja tahun depan saya sudah bisa sungkeman dengan menggandeng suami idaman dari Allah. #tsaaah. Amiiiien.... Akan lebih bahagia lagi, jika kedua orang tua saya tidak lagi sedih memikirkan jodoh buat anaknya dan tersenyum lega di hari Kemenangan tahun depan dan selanjutnya.
I love you all....
Happy Idul Fitri Everyone...Family is worthed than any other things!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar